Larutan Penyangga
Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:
- Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.
- Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa. (Purba, 1994)
- Larutan penyangga yang bersifat asam
- Larutan penyangga yang bersifat basa
Adapun sifat-sifat larutan penyangga diketahui sebagai berikut (Syukri, 1999):
1. Mempunyai pH tertentu
pH buffer dapat dicari dengan persamaan Henderson-Hasselbalch, yaitu:
pH = pKa + log [garam]/[asam]
pOH = pKb + log [garam]/[basa]
pH buffer bergantung pada Ka asam lemah atau Kb basa lemah dan perbandingan konsentrasi asam dengan konsentrasi basa konjugasinya atau konsentrasi basa lemah dengan konsentrasi asam konjugasinya. Persamaannya (Purba, 1994):
a. Reaksi ionisasi asam lemah:
HA(aq) ↔ H+(aq) + A-(aq)
Tetapan ionisasinya dilambangkan dengan Ka
Ka = [H+][A-] / [HA]
b. Reaksi ionisasi basa lemah:
LOH(aq) ↔ L+(aq) + OH-(aq)
Tetapan ionisasinya dilambangkan dengan Kb
Kb = [L+][OH-] / [LOH]
2. pHnya relatif tidak berubah jika ditambah sedikit asam atau basa.
3. pHnya tidak berubah jika diencerkan.
Telah disebutkan bahwa larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga (Syukri, 1999):
Larutan penyangga asam
Sebagai contoh cara kerjanya dapat dilihat pada larutan buffer yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Prosesnya sebagai berikut:
- Pada penambahan asam
Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.
CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)
- Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.
CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)
Larutan penyangga basa
Sebagai contoh cara kerjanya, dapat dilihat pada larutan buffer yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Prosesnya sebagai berikut:
- Pada penambahan asam
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu, penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukan ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.
NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)
- Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)
Untuk menghitung pH larutan buffer digunakan cara sebagai berikut (Purba, 1994):
- Larutan penyangga asam
[H+] = Ka x a/g atau
pH = p Ka – log a/g
dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah
a = jumlah mol asam lemah
g = jumlah mol basa konjugasi
- Larutan penyangga basa
[OH-] = Kb x b/g atau
pH = p Kb – log b/g
dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah
b = jumlah mol basa lemah
g = jumlah mol asam konjugasi
Sumber : https://hidayatullahahmad.wordpress.com/tag/larutan-penyangga/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar